11.04.2012

Kesempurnaan Iman

قال النبى صلى الله عليه والسلم : الايمان بضع وسبعون شعبة فأفضلها قول لااله الاالله وأدناهااماطة الأدى عن الطريق والحياء شعبة منالايمان, رواه المحدثون

Rasulullah saw bersabda: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim].

Yang dijelaskan oleh Imam Nawawi Banten : Amal perbuatan seseorang yang menunjukkan kuatnya iman atau sempurna imannya, yang mengerjakan cabang iman sebanyak 77 cabang. Jadi pasang surut iman seseorang tergantung dari cabang-cabang iman tujuh puluh tujuh.
ايماننا بضع وعين شعبة # يستكملنها اهل فضل يعظم

Iman kita ada 77 cabang, barang siapa yang dapat mengerjakannya, dialah ahli keutaman yang sempurna
Ke-77 cabang itu adalah :
  1. Iman kepada Allah Azza wa Jalla 
  2. Iman kepada para rasul Allah seluruhnya 
  3. Iman kepada para malaikat 
  4. Iman kepada Al-Qur’an dan segenap kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya 
  5. Iman bahwa qadar – yang baik ataupun yang buruk – adalah berasal dari Allah 
  6. Iman kepada Hari Akhir 
  7. Iman kepada Hari Berbangkit sesudah mati 
  8. Iman kepada Hari Dikumpulkannya Manusia sesudah mereka dibangkitkan dari kubur 
  9. Iman bahwa tempat kembalinya mukmin adalah Surga, dan bahwa tempat kembali orang kafir adalah Neraka 
  10. Iman kepada wajibnya mencintai Allah 
  11. Iman kepada wajibnya takut kepada Allah 
  12. Iman kepada wajibnya berharap kepada Allah 
  13. Iman kepada wajibnya tawakkal kepada Allah 
  14. Iman kepada wajibnya mencintai Nabi saw 
  15. Iman kepada wajibnya mengagungkan dan memuliakan Nabi saw 
  16. Cinta kepada din, sehingga ia lebih suka terbebas dari Neraka daripada kafir 
  17. Menuntut ilmu, yakni ilmu syar’i 
  18. Menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : “Agar engkau menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya” 
  19. Mengagungkan Al-Qur’an, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan huffazh-nya, serta takut pada ancaman-ancamannya 
  20. Thaharah 
  21. Sholat lima waktu 
  22. Zakat 
  23. Puasa 
  24. I’tikaf 
  25. Haji 
  26. Jihad 
  27. Menyusun kekuatan fii sabilillah 
  28. Tegar di hadapan musuh, tidak lari dari medan peperangan 
  29. Menunaikan khumus 
  30. Membebaskan budak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah 
  31. Menunaikan kaffarat wajib : kaffarat pembunuhan, kaffarat zhihar, kaffarat sumpah, kaffarat bersetubuh di bulan Ramadhan ; demikian pula fidyah 
  32. Menepati akad 
  33. Mensyukuri nikmat Allah 
  34. Menjaga lisan 
  35. Menunaikan amanah 
  36. Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa manusia 
  37. Menjaga kemaluan dan kehormatan diri 
  38. Menjaga diri dari mengambil harta orang lain secara bathil 
  39. Menjauhi makanan dan minuman yang haram, serta bersikap wara’ dalam masalah tersebut 
  40. Menjauhi pakaian, perhiasan, dan perabotan yang diharamkan oleh Allah 
  41. Menjauhi permainan dan hal-hal sia-sia yang bertentangan dengan syariat Islam 
  42. Sederhana dalam penghidupan (nafkah) dan menjauhi harta yang tidak halal 
  43. Tidak benci, iri, dan dengki 
  44. Tidak menyakiti atau mengganggu manusia 
  45. Ikhlas dalam beramal karena Allah semata, dan tidak riya’ 
  46. Senang dan bahagia dengan kebaikan, sedih dan menyesal dengan keburukan 
  47. Segera bertaubat ketika berbuat dosa 
  48. Berkurban : hadyu, idul adh-ha, aqiqah 
  49. Menaati ulul amri 
  50. Berpegang teguh pada jamaah 
  51. Menghukumi diantara manusia dengan adil 
  52. Amar ma’ruf nahi munkar 
  53. Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa 
  54. Malu 
  55. Berbakti kepada kedua orang tua 
  56. Menyambung kekerabatan (silaturrahim) 
  57. Berakhlaq mulia 
  58. Berlaku ihsan kepada para budak 
  59. Budak yang menunaikan kewajibannya terhadap majikannya 
  60. Menunaikan kewajiban terhadap anak dan isteri 
  61. Mendekatkan diri kepada ahli din, mencintai mereka, dan menyebarkan salam diantara mereka 
  62. Menjawab salam 
  63. Mengunjungi orang yang sakit 
  64. Mensholati mayit yang beragama Islam 
  65. Mendoakan orang yang bersin 
  66. Menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan para pembuat kerusakan, serta bersikap tegas terhadap mereka 
  67. Memuliakan tetangga 
  68. Memuliakan tamu 
  69. Menutupi kesalahan (dosa) orang lain 
  70. Sabar terhadap musibah ataupun kelezatan dan kesenangan 
  71. Zuhud dan tidak panjang angan-angan 
  72. Ghirah dan Kelemahlembutan 
  73. Berpaling dari perkara yang sia-sia 
  74. Berbuat yang terbaik 
  75. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua 
  76. Mendamaikan yang bersengketa 
  77. Mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga mencintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga membencinya untuk dirinya sendiri 
Sumber dari Kitab Qomi' Al-Thughyan 'ala Manzhumati syu'ub Al-Iman, syarah al-muhqiq Al-Syech Muhammad Nawawi bin Umar lil-imami al-'allamah Al-Syech Zainuddin bin Ali bin Ahmad Al-Syafi'i Al-Kusyini Al-Malyabari
Baca Selengkapnya...

11.02.2012

10 Nopember Tak Lepas dari Resolusi Jihad NU

Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan, tidak terlepas dari Resolusi Jihad yang dirintis oleh para ulama pada 22 Oktober 1945.

Saat itu, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), almarhum KH Hasyim Asy’ari bersama para kiai besar NU lainnya menyerukan jihad fi sabilillah mempertahankan NKRI.

"Itu yang kita dengar dari keluarga besar Nahdliyin, proses itu tak lepas dari peran kiai," kata Ketua Panitia Kirab Resolusi Jihad Imam Nahrowi saat dihubungi okezone, Sabtu (12/11/2011) malam.

Dia menyayangkan Resolusi Jihad tersebut tak ikut tercatat dalam sejarah. Padahal, kata Imam, para ulama NU pada saat itu terlibat langsung berjuang dalam mempertahankan NKRI. 

"Dalam fakta sejarah, ulama NU enggak kelihatan, kita enggak tahu kenapa hal itu terjadi, entah apa karena ada unsur politisnya. Tapi nyatanya itu tidak ada di buku sekolah. Padahal kiai itu berperan dalam mengusir penjajah walaupun tidak termaktub dalam buku sejarah" papar Imam.

Sekadar diketahui, Resolusi Jihad itu berisikan beberapa seruan, antara lain pertama, seluruh umat Islam wajib hukumnya untuk mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan NKRI dari tangan penjajah Belanda beserta sekutunya.

Kedua, memohon dengan sangat kepada pemerintah RI agar menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan, agama, dan negara Indonesia terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangannya.

Ketiga, supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat sabilillah untuk tegaknya NKRI merdeka dan agama Islam.

sumber : http://news.okezone.com/read/2011/11/13/338/528666/peristiwa-10-november-tak-lepas-dari-resolusi-jihad
Baca Selengkapnya...

1.16.2012

Sistimatika Ta'limul Muta'alim

Kitab kecil yang terdiri dari tiga belas fasal itu, separonya bersifat umum, membicarakan bagaimana seharusnya orang sebagai makhluk hidup mengarungi kehidupan.
Seperti lazimnya kitab kecil yang berbobot keilmuan, fasal awal mencoba memberi batasan terhadap apa saja yang berkaitan dengan isi kitab.
Tentang ilmu, keutaman-keutamaannya, bagian-bagiannya dan cara yang seharusnya untu menghasilkan ilmu itu. Karena mencari ilmu itu ibadah, niat tholabul ilmi yang faridhotun itu tidak boleh ditinggalkan. Tentu saja yang dilakukan tholib agar mendapatkan pahala disamping dimaksudkan pula untuk memicu dan memacu semangat pencarian, menangkal pembiasaan, menjaga koinsistensi, menuntun keberhasilan dan tujuan ritualistik yang lain. Dari sinilah seharusnya kandungan kitab TMT didekati sehingga tuduhan kurang menyenangkan atas TMT dihindari. Melakukan niat tholabil ilmi ini diurai pada fasal dua, anniyah fi haalit ta'allumi.
Pada fasal ketiga dikemukakan perlunya selektif dalam memilih ilmu, guru dan teman bermusyawarah sebelum terjun kedalam kancah ta'allum. Pada fasal ini muncul keharusan menjaga terus minat ta'allum, konsistensi dan tabah dalam tekun terhadap ilmu yang dipelajari dan dialami. Karena memang ilmu yang dipelajari, guru yang mengajar,dan teman yang bersamanya mandalami ilmu itu, dipilihnya sendiri secara selektif itu tadi.
Fasal berikutnya yang membuat pakar ilmu masa kini seolah-olah kebakaran jenggot, adalah tentang kewajiban ta'dhim terhadap ilmu itu sendiri dan ahli ilmu.
Fasal keenam adalah tentang bagaimana seharusnya mencari ilmu berbuat. Dia harus sungguh-sungguh dan disiplin. Kesungguhannya itu menopang diatas cita-cita yang luhur.
Memulai (starting) terjun, memperkirakan kemampuan dan tertib belajar sesuai dengan kondisi diri dan ihwal ilmu yang diterjuni adalah bahasan fasal ketujuh.
Tawakkal, kapan seyogyanya tholibul ilmi, berusaha menghasilkan, ramah dan setia terhadap cita-cita, tidak melewatkan waktunya dan istifadah (membuat catatan-catatan baik dalam tulisan maupun benak), waro' (menjaga makanan dan perbuatan yang dilarang untuk tidak disantap atau dilakukan), apa saja yang membuat orang mudah menghafal dan yang mudah membuat orang gampang lupa dan yang terakhir adalah tentang amalan dan bacaan yang membuat pelakunya tercurahi rizqi Allah. Itu semua adalah pasal kedelapan sampai ketigabelas.
Asas manfaat yang mendasari keibadahan tholabil 'ilmi sebagai pendekatan. Pada awal coret-coret ini, saya mengemukakan bahwa ilmu nafi' yang muntafa' bih adalah anugerah dari Allah yang "allamal insaana maa lam ya' lam". Manfaat dan guna yang didapat oleh orang yang memperoleh keuntungan dari ilmu itu, tidak hanya didunia ini saja, namun juga akhiratnya. Karena itu untuk menghasilkan ilmu yang bermanfaat, tidak hanya menghajatkan peranan dari pencari ilmu itu sendiri. Peranan Allah dan peranan perantara guru dimana orang berhasil mandapatkan ilmu, sama sekali tidak bisa dipisahkan. Hal-hal (baca: a'mal) yang melibatkan Allah SWT. Demi perkenan-Nya, ridho-Nya, kita menyebutnya ibadah.
Ibadah sebagaimana amal-amal lain, ada permulaannya, prosesnya dan akhirnya. Masing-masing menghajatkan pada pemenuhan aturan main yang telah ditetapkan agar yang dilakukannya tidak sia-sia dan sah adanya. Apalagi amal ibadah yang bernama tholabil ilmi menempati peringkat diatas qiyamil lail dan puasa sunnah, mengapa? Ya, karena ilmu itulah yang mengantar orang terhormat dan mulia disisi Allah oleh karena ketakwaan, "Inna akromakum 'indallohi atqaakum". Ilmu adalah wasilah untuk takwa dan takwa adalah wasilah mulia 'indallah. Yang mulia 'indalloh tentu mulia 'nda siwahu min kholqihi.
Ilmu yang menjadi washilah kepada takwa itulah yang dapat disebut sebagai ilmu nafi' wa muntafa' bih (ilmu yang bermanfaat).
Berangkat dari sini, kiranya tidak berlebihan manakala kita pertama-tama harus mampu menempatkan kedudukan ilmu sedemikian rupa, sehingga ghoyatun nafi' dan intifa' dapat dicapai oleh tholib. Dan pada tempatnya pula dia bersikap ta'dhim terhadap apa dan siapa yang diharapkannya akan memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada dirinya, dunia dan akhirat. Kendatipun dia secara filsofis terpaksa menentukan klasifikasi ta'd'him itu. Tergantung pada siapa dia harus berlaku ta'dhim.
Memang pada dasarnya sifat batin adalah sifat bathini, karenanya tidak transparan. Tampilannya bisa beberapa bentuk sesuai dangan keadaan. Keadaan mu'adhdhim dan mu'adhdhom itu sendiri, latar belakang keduanya dan seterusnya.
SUMBER : KONSEP PENDIDIKAN DALAM  KITAB "TA'LIM MUTA'ALIM" DAN RELEVANSINYA  DENGAN DUNIA PENDIDIKAN DEWASA INI oleh : KH. M. Kholil Bisri
Baca Selengkapnya...

6.23.2011

Pedoman Penulisan Paper



PEDOMAN PENULISAN PAPER/KARYA ILMIAH
MAN TAMBAKBERAS JOMBANG

A. Sebuah karya ilmiah terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.

a. Bagian Awal
  1. Halaman sampul luar (judul, jenis KT, nama penyusun, logo, nama sekolah, bulan dan tahun)
  2. Halaman judul
  3. Halaman pengesahan
  4. Kata pengantar
  5. Daftar isi
  6. Daftar tabel
  7. Daftar gambar
  8. Daftar lampiran

b. Bagian Utama
  1. Pendahuluan
  2. Isi/pembahasan
  3. Penutup

c. Bagian Akhir
  1. Daftar pustaka
  2. Lampiran-lampiran
B. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Halaman Sampul Luar
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar (Ucapan syukur, paparan singkat isi, ucapan terima kasih, permintaan kritik dan saran)
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar jika ada
Daftar Lampiran


BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
(memaparkan pentingnya masalah yang akan diteliti dan alas- an pemilihan masalah tersebut)
1.2 Rumusan Masalah
(berisi sejumlah kalimat pertanyaan yang akan dicari jawabannya setelah melakukan penelitian)
1.3 Tujuan Penulisan
(berisi paparan tujuan yang akan dicapai berdasarkan masalah yang dirumuskan)
1.4 Manfaat Penulisan
(berisi manfaat yang dapat diambil, baik bagi peneliti maupun pihak lain)
1.5 Metode Penelitian
(berisi metode atau cara yang digunakan oleh penulis/peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, dan prosedur penelitian)
1.6 Sistematika Penulisan
(urut-urutan penulisan karya ilmiah)

BAB II Pembahasan
(berisi pembahasan masalah sesuai tujuan penulisan)

BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran

C. Contoh Kerangka Karya Ilmiah

Pengolahan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian minyak kelapa murni?
2. Apa perbedaan minyak minyak kelapa murni dan minyak kelapa biasa?
3. Apa kelebihan minyak kelapa murni?
4. Bagaimana pengolahan minyak kelapa murni?
5. Apa manfaat minyak kelapa murni?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui pengertian minyak kelapa murni,
2. untuk mengetahui perbedaan minyak minyak kelapa murni dan minyak kelapa biasa,
3. untuk mengetahui kelebihan minyak kelapa murni,
4. untuk mengetahui cara pengolahan minyak kelapa murni, dan
5. untuk mengetahui manfaat minyak kelapa murni.

1.4 Manfaat Penulisan
Selain tujuan penulisan di atas, adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, karya ilmiah ini sebagai penambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
2. Bagi pihak lain, karya ilmiah ini sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Tempat dan Waktu Penelitian
1.5.2 Subjek Penelitian
1.5.3 Instrumen Penelitian
1.5.4 Prosedur Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Metode Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan

BAB II Pembahasan

BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Minyak Kelapa Murni
2.2 Perbedaan Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kelapa Biasa
2.2.1 Minyak Kelapa Murni
2.2.2 Minyak Kelapa Biasa
2.3 Kelebihan Minyak Kelapa Murni
2.4 Pengolahan Minyak Kelapa Murni
2.4.1 Pengolahan Cara Tradisional
2.4.2 Pengolahan Cara Modern
2.5 Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni
2.5.1 Pemanfaatan untuk Pengobatan Penyakit
2.5.2 Pemanfaatan untuk Kosmetika


Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka

Catatan :

Penulisan halaman pada karya ilmiah, jika terdapat bab maka penulisan halaman di bawah dengan posisi di tengah. Apabila tidak terdapat bab maka penulisan halaman di atas dengan posisi di kanan.

Baca Selengkapnya...

5.31.2011

Kriteria Umum


Kriteria Umum (WAJIB)
Ujian Praktek Weblog TIK Kelas XI
  1. Blog di definisikan sebagai halaman web dengan masukan bertanggal (dated entry)
  2. Blog merupakan hasil karya Siswa-Siswi MAN Tambakberas
  3. Blog dapat ditulis dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa lainnya.
  4. Tidak berisi hal-hal yang bertentangan dengan hukum/undang-undang baik Negara, Madrasah maupun Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum
  5. Terdaftar dalam Daftar alamat weblog siswa MAN Tambakberas : Program Agama, Program BHS, Program IPA, Program IPS
  6. Artikel yang dimuat dalam blog minimal ada 3 artikel
  7. Posting berita breking news (hotnews)
  8. Memuat Slide Foto Masyayich PPBU
  9. Pernak-pernik blog adalah page elements (blogspot) pada sidebar yang mendukung isi blog dan memiliki fungsionalitas tinggi dalam membentuk citra blog. Pemilihan themes, layout dan design sebagai penilaian tambahan
  10. Seluruh karya yang dimuat dalam blog adalah hasil karya sendiri. Jika ada pengutipan wajib mencantumkan sumber kutipan atau backlink. Berlaku untuk teks dan gambar (statis dan animasi)
Jadwal Ujian : Klik di sini
SELAMAT BERKARYA DAN BERKREATIFITAS
Baca Selengkapnya...
 

Kunjungan

Aktifitas

Uzy Ibni Muhammad Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template