Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan, tidak terlepas dari Resolusi Jihad yang dirintis oleh para ulama pada 22 Oktober 1945.
Saat itu, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), almarhum KH Hasyim Asy’ari bersama para kiai besar NU lainnya menyerukan jihad fi sabilillah mempertahankan NKRI.
"Itu yang kita dengar dari keluarga besar Nahdliyin, proses itu tak lepas dari peran kiai," kata Ketua Panitia Kirab Resolusi Jihad Imam Nahrowi saat dihubungi okezone, Sabtu (12/11/2011) malam.
Dia menyayangkan Resolusi Jihad tersebut tak ikut tercatat dalam sejarah. Padahal, kata Imam, para ulama NU pada saat itu terlibat langsung berjuang dalam mempertahankan NKRI.
"Dalam fakta sejarah, ulama NU enggak kelihatan, kita enggak tahu kenapa hal itu terjadi, entah apa karena ada unsur politisnya. Tapi nyatanya itu tidak ada di buku sekolah. Padahal kiai itu berperan dalam mengusir penjajah walaupun tidak termaktub dalam buku sejarah" papar Imam.
Sekadar diketahui, Resolusi Jihad itu berisikan beberapa seruan, antara lain pertama, seluruh umat Islam wajib hukumnya untuk mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan NKRI dari tangan penjajah Belanda beserta sekutunya.
Kedua, memohon dengan sangat kepada pemerintah RI agar menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan, agama, dan negara Indonesia terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangannya.
Ketiga, supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat sabilillah untuk tegaknya NKRI merdeka dan agama Islam.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasinya