6.07.2010

Kelas Bahasa

Daftar Weblog Kelas Bahasa 1
MAN Tambakberas
  • pengen ngunjungin,,,,,klik aja nama-nya
  • pengen liat daftar Rekap Niliai : klik disini
A. BUSYROL HAFI
MALIKI NASER MUHAMMAD
ABDUL MUJIB
MIFTAHUL MUBIN
AFRIZAL AMIRUDDIN
MISBACHUL HUDA
AHMAD FIRDAUS AL GHOFIRI
MOH. ARIF LUQMAN HAKIM
AHMAD SOBIRIN
MOH. ZAKKY MUBAROK
AHMAD ZAINI
MUH. ABDUL QOHIR AL JURJANI
AQWAMIT TORIK
MUH. AFTHON ULIN NUHA
ARIF RAHMAT AGUS KURNIAWAN
MUH. AMINURRAHMAT KUSUMA P.
ASNAL MAFATIH
MUH. IRFAN FIRDAUS ARIFIANTO
BUDI SETIAWAN
MUH. IWAN IHYAK ULUMUDDIN
FATIKHUL HUDA
MUH. ROISUDDIN ZAINURI
HANIF SAIFUDIN
MUHAMMAD AMIRUR RIJAL ARIFIN
ICHSAN ROMADHONI
MUHAMMAD BAYU ROHMATULLOH
IZZUL HIMAM
MUHAMMAD HANIEF MUSLIKH
LUQMAN HAKIM
MUKHAMMAD SYAMSUL HUDA

Daftar Weblog Kelas Bahasa 2
MAN Tambakberas
  • pengen ngunjungin,,,,,klik aja nama-nya
  • pengen liat daftar Rekap Niliai : klik disini
ASMA'UL KHUSNIYAH
MUADDIAH AMALINA
ATHIYYATU ROBBIL IZZATI
MUKHOLIFAH
BADRIYAH ANDRIANI
NADIA HAVIDHOH ELMAWARDA
DIAH RAHMAWATI ASY'ARI
NAUFA FAUZIAH KAMALA
DIAH RIZKI JUNITA PRIHANTONO
NUR AJIZAH
DWI MULYASARI
NUR HIDAYATI
FAHMI HIDAYATI
QONIK RAHMAWATI
FIFAH NAILA IZZAH
RISA QURROTA A'YUN
HABIBATUL MAULA
SITI ALFIANAH
HAIFAH FAUZIAH
SITI MA'RIFATUL CHUSNA
IKA YUNISTRIA WULANDHARI
SITORESMI ARINENG TIYAS
IMAMA
SUCI HANI IKHWATI
IZZATUL IMAROH
SYIFAUR ROYANA
LATHIFATUL FAJRIYAH
UMDATUL KHOEROT
MASITA EKA ROHMAH
UMY FARDZAH

Daftar Weblog Kelas Bahasa 3
MAN Tambakberas
  • pengen ngunjungin,,,,,klik aja nama-nya
  • pengen liat daftar Rekap Niliai : klik disini
ASMAUL HUSNA
KHUSNIYATUL FAJARINI
ATIQOH FAUZIYAH
LUTVIYATUR ROHMAH
AYU FEBRIWATI
MAEMUNAH
BADIATUL LAIHAH
MAYA MEILA ASHARI
DAHLIA MELANI
NUR FITRIYATUL MA'RUFAH
DUROTUL FAIDAH
NUR HARIYATI RUKMANA
ELLYA WAHYU HIDAYATI
PIPIT ANGGRAINI WAHYUNINGSIH
FAIZAH
RIZKA NABILLA AS-SHOFI
FARIDA
SELVIANA DWI RAHMAWATI
FAUZIYATUN RIZQI
SENJA TIANI
FIFI DEWI RATNA SARI
SISCA AMALYA SAFITRI
HAPPY AYU MARTANA
SITI MARHUMAH
ISTIQOMAH
SITI NUR ALIFAH
JIHAN LUVITA SARI
SITI ZAHROUL HABIBAH
KHOIRUN NISA'
USWATUN CHASANAH
KHOLIFATUL 'ULYA
WRESNI TIAR RODHIYANI

Baca Selengkapnya...

Kelas Agama

Baca Selengkapnya...

5.31.2010

10 Dasar Kemampuan Guru

10 DASAR KEMAMPUAN GURU
MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN

  1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila
  3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersayaratkan bagi jabatan guru

MENGUASAI LANDASAN PENDIDIKAN

  1. Mengenal tujuan pendidikan untuk pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
  2. Mengenal sekolah dalam masyarakat
  3. Mengenal prinsip-prinsip psikologi Pendidikan yang dapat dimanfaatkan pendidkan dalam PBM

MENGUASAI BAHAN PENGAJARAN

  1. Menguasai bahan pengajaran kurikulum
  2. Menguasai bahan pengajaran

MENYUSUN PROGRAM PENGAJARAN

  1. Menetapkan tujuan pembelajaran kurikulum
  2. Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
  3. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
  4. Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
  5. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

MELAKSANAKAN PROGRAM PENGAJARAN

  1. Menciptakan iklim belajar mengajar yang sehat
  2. Mengatur ruang beajar
  3. Mengelola interaksi belajar mengajar
  4. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

MENILAI HASIL DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG TELAH DILAKSANAKAN

  1. Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
  2. Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

MENYELENGGARAKAN PROGRAM BIMBINGAN

  1. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
  2. Membimbing siswa yang kelainan dan berbakat khusus
  3. Membimbing siswa untuk menghargai pekerjaan di masyarakat

MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI SEKOLAH

  1. Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
  2. Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

BERINTERAKSI DENGAN SEJAWAT DAN MASYARAKAT

  1. Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesioanal
  2. Berinteraksi dengan masyarakat untuk penuaian misi sekolah

MENYELENGGARAKAN PENELITIAN SEDERHANA UNTUK KEPERLUAN PENGAJARAN

  1. Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
  2. Melaksanakan Penelitian sederhana
Baca Selengkapnya...

5.26.2010

Penulisan Karya Ilmiah

potret : PIL di kebun Raya Purwodadi 20/05/2010
Karangan Ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin ( 1985:8-9 ) adalah Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Jenis Karya Ilmiah

  • Makalah

adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.

  • Kertas Kerja

Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.

  • Laporan Praktik Kerja

Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).

  • Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan).

  • Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.

  • Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.

Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi

dapat dilihat dari hal-hal berikut:

(1) kegunaannya,

(2) tebal halaman,

(3) waktu pengerjaan, dan

(4) gelar akademik.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

  1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  5. Memperoleh kepuasan intelektual;
  6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Tujuh sikap ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:

  1. sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
  2. sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
  3. sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
  4. sikap objektif menyatakan apa adanya;
  5. sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan nama pengarang;
  6. sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
  7. sikap futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.

Karakteristik Karya ilmiah

1. Mengacu kepada teori

Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai

landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan

masalah.

Fungsi teori :

  1. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
  2. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
  3. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
  4. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

2. Berdasarkan fakta

Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,

sebenarnya dan konkret.

3. Logis

Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat

ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat

diterima akal.

4. Objektif

Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan

tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak

diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

5. Sistematis

Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan

ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan

prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

6. Sahih / Valid

Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar

menurut aturan ilmiah yang berlaku.

7. Jelas

Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan

sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak

menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak

pembaca.

8. Seksama

Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah

dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak

mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.

9. Tuntas

Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.

Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak

boleh terlalu luas.

10. Bahasanya Baku

Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai

dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betu l

tidaknya penggunaan bahasa

.

11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)

Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di

lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

PERSYARATAN MENULIS ILMIAH

1. Menguasi teori ;

2. Memiliki pengalaman

3. Bersifat terbuka

4. Bersifat objektif

5. Memiliki kemampuan berbahasa

Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah

a. Pemilihan Topik

Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah sebagai

berikut:

a) topik itu sudah dikuasai;

b) topik itu paling menarik perhatian;

c) topik itu ruang lingkupnya terbatas;

d) data itu objektif;

e) memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori

sebelumnya;

f) memiliki sumber acuan.

b. Penentuan Judul

Cara menulis judul adalah dengan menentukan kerangka karangan

dengan pembatasan topik.

Contoh:

topik : Pendidikan

masalah apa : Motivasi

mengapa : Sistem

di mana : MAN Tambakberas

waktu : tiga bulan

kajian : praktik/penerapan

Catatan : Syarat judul yang baik adalah sebagai berikut:

1. harus bebentuk frasa,

2. tanpa ada singkatan atau akronim,

3. awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,

4. tanpa tanda baca di akhir judul karangan,

5. menarik perhatian,

6. logis, dan

7. sesuai dengan isi.

Penulisan Kerangka karangan

Kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis

fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.

Contoh:

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Pembatasan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kerangka Teori

1.5 Sumber Data

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 …

2.2 …

BAB III METODE PENELITIAN DAN KAJIAN

3.1 …

3.2 …

BAB IV ANALISIS DATA

4.1 …

4.2 …

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 …

5.2 …

RAGANGAN SKRIPSI SEMENTARA

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR KAMUS

LAMPIRAN DATA

c. Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

a. mencari informasi/data dari kepustakaan;

b. menyusun daftar angket;

c. melakukan wawancara;

d. melakukan pengamatan di lapangan;

e. melakukan percobaan di laboratorium.

Penyusunan Data

Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan

menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang

telah ditentukan.

Pengetikan

Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).

Pemeriksaan

Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan

penerapan bahasa berikut:

1. penyusunan paragraf,

2. penerapan kalimat baku,

3.penerapan diksi/pilihan kata, dan

4. penerapan EYD.

Baca Selengkapnya...

5.24.2010

Menghargai Atau Dihargai

Selamat atas terpiihnya siswa the best of MAN Tambakberas 24 Mei 2010

Lebih penting mana, menghargai atau dihargai? Memberikan apresiasi atau diapresiasi? Pertanyaan tersebut kerap kali mampir dan menggugah egosentrisme semua orang, sehingga pertanyaan tersebut cukup mampu memberikan “PR” pada diri kita. Bahkan, pertanyaan ini terkadang tidak begitu diperhitungkan sama sekali oleh masing-masing kita, sehingga tiap tindakan yang kita lakukan menjadi nihil atas nilai pengakuan pada eksistensi “the others”.


Menghargai adalah upaya memahami keberhasilan orang lain yang didasarkan pada penilaian obyektif atas prestasi tersebut. Menghargai itu memerlukan kedewasaan pemikiran yang kemudian mengantarkan pelakunya pada sikap obyektif tanpa kepentingan subyektif-personal atas sebuah prestasi. Memahami keberhasilan orang lain menuntut pengetahuan kita akan konteks dimana keberhasilan tersebut muncul dan menunjukkan kualitasnya.

Kepicikan akan muncul di benak masing-masing diri kita ketika sebuah prestasi dilihat dan dipahami secara parsial, tidak memiliki latar belakang, proses, dan lebih picik lagi ketika keberhasilan dianggap sama pada tiap ruang dan waktu. Artinya, apapun bentuk prestasi yang ditorehkan seseorang, kita anggap tidak lebih baik dibanding prestasi-prestasi lain, atau bahkan tidak lebih bermutu dari prestasi yang telah kita klaim sebagai “milik” kita. Inilah yang disebut dengan cara pandang ahistoris.

Memahami sebuah prestasi orang lain, berarti juga berupaya untuk mengetahui posisi dan eksistensi orang yang akan kita pahami. Disinilah persoalan mendasar muncul dan kita lupakan. Sering kali kita menganggap bahwa memahami eksistensi orang lain itu berbanding terbalik dengan upaya memahami diri sendiri. Hal ini kemudian memunculkan logika biner dalam benak kita ketika melihat tiap fakta yang terjadi. Logika biner inilah yang kemudian mengantarkan kita pada upaya mengkomparasi keberhasilan tersebut dengan keberhasilan kita. Lalu yang terjadi adalah munculnya pola pikir ahistoris atas keberhasilan tersebut, sehingga kita tidak lagi obyektif mengulas tiap poin prestasi itu sendiri, namun lebih melihat pada apa kelemahan atasnya.

Sebenarnya, mengerti akan orang lain itu berbanding lurus dengan mengerti pada diri sendiri. Upaya mendengarkan, melihat, mengukur, dan mengkritisi diri sendiri itu berbanding lurus dengan mendengarkan, melihat, mengukur dan mengkritisi orang lain. Mana yang lebih mudah? Tentu jawaban pertanyaan ini menjadi sangat relatif.

Mungkin jawaban umum akan mengatakan bahwa mengkritik orang lain seharusnya lebih mudah dibanding mengkritik diri sendiri. Sama juga dengan menelanjangi kesalahan orang itu lebih mudah daripada mengakui kesalahan diri sendiri. Jika memang jawaban ini yang kita sepakati, maka mengapa kita juga sulit menghargai orang lain. Apakah kritikan, penilaian, penghargaan, dan pujian atas orang lain itu berbeda? Tidak, kesemuanya adalah wujud eksternalisasi diri atas segala sesuatu di luar diri itu sendiri.

Jika kita mudah menyalahkan, seharusnya kita juga mudah membenarkan. Jika ingin didengar, maka dengarkanlah. Jika ingin berkata, biarkanlah mereka juga berkata. Kita hanya perlu belajar obyektif atas sesuatu. Maka yang harus kita pahami adalah bahwa semakin serius upaya melihat keluar, berarti semakin serius pula kita melihat kedalam. Makin tajam kita melakukan eksternalisasi, maka makin tajam pula kita lakukan internalisasi.

Belajar obyektif dalam melihat diri sendiri dan orang lain inilah yang saya rasakan sangat berat ketika belajar dengan sahabat-sahabat saya di bulan April 2010. Mereka mungkin juga memikirkan hal sama, atau tidak terpikir sama sekali.

Yang terpenting selama bulan itu, saya dan beberapa sahabat lain berupaya untuk memberi tanpa harus meminta. Mendengar tanpa harus berbicara dulu. Mengkritisi diri sebelum mengkritik orang lain. “Membengkeli” diri tanpa “mengendarai” orang lain. Bekerja tanpa berharap akan upah. Belajar tanpa menunggu orang lain belajar. Syukur bila orang lain ikut belajar.


Sumber : http://chabib.sunan-ampel.ac.id/?p=258

Baca Selengkapnya...
 

Kunjungan

Aktifitas

Uzy Ibni Muhammad Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template